Siapkan 3 panci dan isi 3 panci tersebut dengan air dan taruhlah di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih, letakkan wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan kopi bubuk di panci terakhir. Tunggu sampai mendidih. Setelah kurang lebih 20 menit, matikan api.
Lalu sisihkan wortel dan taruhlah di mangkuk, angkat telur dan letakkan di mangkuk yang lain, dan tuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Apa yang Anda lihat? Wortel, telur, dan kopi telah berubah. Pertama coba Anda rasakan wortel, setelah direbus tentu akan terasa lunak. Kedua ambilah telur dan pecahkan, maka Anda akan mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, coba Anda mencicipi kopi. Dengan aromanya yang khas, Anda akan merasakan nikmatnya kopi. Lalu APA ARTI SEMUA ITU??
Ini kesimpulannya: Ketiga bahan makanan di atas telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri, "Anda termasuk yang mana?" Ketika kesulitan mendatangi Anda, bagaimana Anda menghadapinya? Apakah Anda wortel, telur atau kopi?
Apakah Anda adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, Anda menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatan Anda.
Apakah Anda adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hati Anda menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.
Ataukah Anda adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.
Idealnya jadilah Anda seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, Anda akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik. Bukan keadaan yang merubah Anda, tapi Anda lah yang harus merubah keadaan.
Sebuah resep yang sederhana memang, tapi saya harap bisa berguna untuk Anda para pembaca yang budiman.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !